English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, May 3, 2013

RACUN HATI – 4 ( Habis )

Untuk yang ke sekian kalinya (ke empat kali) kita membicarakan tentang racun hati yang dengan itu kita menjadi lebih berhati-hati, jangan sampai termakan akan racun itu. Sebab apabila racun yang termakan justru akan berakibat penyakit pada hati dan juga bisa membawa kepada hati yang mati. Bila hati yang mati, maka sekalipun tubuh masih cergas, segar bugar, semua itu tidak ada gunanya. Karena seseorang yang hatinya mati hanya memoles tubuhnya yang semakin cantik semampai, sedangkan tubuh yang cantik semampai itu tidak dihitung oleh Allah swt. Hati yang mati juga tidak peka terhadap Allah, mengabaikan perintah dan larangan Allah, tidak ada rasa prihatin dan kasih sayang pada sesama dan hidupnya semau gue. Hati yang mati seperti ini walaupun jasad hidup segar bugar, tetapi sebenarnya sudah mati. Sebaliknya orang-orang yang berhati baik dengan budi pekerti yang mulia, walaupun jasadnya telah mati, telah terkubur berkalang tanah, sudah lama bertahun bahkan berada-abad, mereka akan terus di kenang orang, seakan mereka masih ada dihadapan orang banyak. Bahkan budi pekerti yang baik itu masih saja menjadi bahan diskusi, untuk menjadi pelajaran pada masa kini dan yang akan datang.



Sebaliknya orang-orang jahat karena tersumbul dari hati yang ada penyakit atau hati yang telah mati, mereka justru dijauhi orang, dibenci orang ketika hidupnya bahkan sampai matipun terus dibenci orang. Begitu orang lewat dekat kuburannya, orang akan mawas diri dan menghindar “Hei…hati-hati… ini orang jahat, bajingan, kemaren mati dipendam disini”. Tetapi sebaliknya kalau orang baik orang malah menziarahi kuburnya, disambangi dengan kata-kata manis mesrah, dititipkan do’a kepadanya sembari melanjutkan perjalanan untuk selanjutnya. Begitulah perbandingan antara kebaikan dan keburukan, antara kemuliaan dan kehinaan, yang juga kita dapatkan dalam kata-kata bijak bestari “Kemuliaan Allah di tempat teramat tinggi… damai di bumi bagi mereka yang berkehendak baik dan berbakti”. Artinya orang yang berperilaku baik akan mendapat kemuliaan disisi Allah, maka dia akan mendapatkan kedamaian di bumi, didalam hidupnya akan sentosa. Tetapi sebaliknya. Dan adalagi kata-kata bijak bestari “Yang datang bukannya hidup dan yang pergi bukannya mati…tetapi berkehendak baik dan berbakti”. Artinya kalau orang yang selalu berkehendak baik, berbuat baik maka dia akan senantiasa hidup, walaupun dia telah tiada (mati) dan sebaliknya.

Nah…hati yang telah kita bahas sebelumnya terkadang dihinggapi racun yang menyebabkan hati berpenyakit (hati sakit) dan hati yang mati. Diantara racun-racun hati itu adalah terlalu banyak berbicara, mengumbar pandangan pada hal-hal yang dilarang, terlalu banyak makan dan terlalu banyak bergaul. Tiga yang disebutkan didepan telah diuraikan pada beberapa jum’at sebelumnya, dan kali ini kita mencoba mambahas racun hati yang terakhir yaitu terlalu banyak bergaul. Dalam teori “Zoon Politican” disebutkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi manusia memerlukan pada selainnya apakah antara sesama manusia dan lingkungannya. Teori seperti ini bisa dibenarkan dalam arti statute humanis yang telah diembankan oleh Allah swt kepada manujsia, tetapi bukan dalam interaksi. Oleh karena itu terlalu banyak bergaul yang bisa meracuni hati yang ingin kita kemukakan disini adalah racun hati dalam interaksi sosial.

Imam al-Ghazali dalam tulisannya (Kiat menjadi Hamba Pilihan : 52) bahwa terlalu sering bergaul merupakan penyakit yang sangat sulit diobati dan sangat berpotensi untuk menarik setiap keburukan. Sering bergaul kerap kali dapat menyingkirkan kenikmatan. Terlalu sering bergaul juga menyebabkan permusuhan. Dan terlalu sering bergaul juga kerap mengakibatkan penyesalan baik dunia maupun diakhirat. Oleh karena itu seyogia-nya seorang hamba hendaklah mempraktekkan interaksi dengan sesama dalam empat kategori, kalau dia tidak mampu mengelompokkan empat kategori bergaul berikut ini, maka dia akan terjerumus dalam keburukan.

Yang pertama ; orang yang perlu dijalin hubungan dengannya sebagaimana ketika berhubungan dengan makanan. Dia selalu dibutuhkan pada siang dan malam. Jika dia telah mengambil kepentingannya dari orang tersebut, dia akan pergi darinya. Dan ketika dia membutuhkan keperluannya lagi, dia akan kembali datang dan bergaul dengan orang tersebut. Hal itu akan terus berlangsung seperti itu selama-lamanya. Orang yang perlu digauli seperti ini adalah orang-orang yang mengenal Allah (ulama), mereka mengetahui tipu daya dan musuhnya. Orang-orang ini juga (ulama) mengetahui berbagai penyakit hati dan obat penyembuhannya. Mereka memberikan nasehat untuk beribadah kepada Allah, mengamalkan ajaran kitab suci danmengikuti sunnah Rasul-Nya. Kelompok inilah yang menguntungkan jika bergaul dengan mereka.

Yang kedua ; orang yang perlu digauli seperti obat. Dia dibutuhkan ketika kamu sedang menderita penyakit. Selagi kamu masih sehat-sehat saja maka kamu tidak perlu bergaul dengannya. Misalnya bergaul dengan tabib, dokter ataupun psikiater. Mereka itulah yang perlu digauli untuk memperbaiki kehidupan dan ketika kamu membutuhkan petunjuk dan lain sebagainya dari orang tersebut. Jika keperluanmu telah terpenuhi ketika bergaul dengan kelompok ini maka jangan terus ditambah, sebab obat itu diperlukan sesuai dengan dosisnya. Kalau dosis yang berlebihan maka akan membalikkan obat menjadi racun. Bisa dipilah kapan bergaul dengan kelompok ini yang akan memberi manfaat kepada kamu dan kapan bergaul dengan kelompok ini yang bisa membawa pada kece-lakaan, sehingga perlu dihindari.

Yang ketiga ; orang yang perlu digauli seperti sebuah penyakit dan mereka itu tergantung pada tingkatan, macam, kekuatan dan kelemahannya. Diantara mereka ada yang perlu di perlakukan seperti penyakit yang sulit untuk disembuhkan dan telah parah. Orang seperti ini sama sekali tidak menguntungkan untuk dipergauli baik dari segi agama maupun dunia. Oleh karena itu orang seperti ini pasti akan melupakan agama dan dunia. Orang yang menggaulinya pasti melupakan keduanya karena dia bisa menjangkitkan penyakitnya yang bisa mematikan kita. Diantara mereka ada yang tidak baik kalau berbicara karena dia akan membunuh dirimu. Namun dia juga tidak baik jika diam karena menyebabkan dirimu menjadi celaka, karena orang seperti ini tidak menempatkan diri pada posisi yang selayaknya. Walaupun ucapan dan diamnya itu bisa mencelakakan orang tetaapi dia amat bangga dengan caranya tersebut. Intinya bergaul dengan orang-yang telah disebutkan ini sebenarnya bertentangan dengan nurani.

Yang keempat ; orang yang jika digauli menyebabkan kebinasaan. Mereka ini sama dengan ketika kita meminum racun. Orang yang termasuk dalam kelompok ini merupakan kelompok terbanyak. Mereka itu adalah para ahli bid’ah dan para golongan sesat. Mereka melanggar sunnah Rasulullah saw dan selalu mengajak pada kesesatan, mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan bid’ah sebagai sunnah. Kelompok ini memang sepatutnya tidak layak dan tidak patut dikumpuli dan diakrabi. Jika terus saja digauli maka orang yang bergaul dengannya itu akan mati hatinya atau paling tidak hatinya penuh dengan penyakit. (Ibid : 54). Demikian petuah imam Alghazali untuk kita pedomani dalam memelihara, merawat dan menjaga hati agar tetap suci dan menjauhinya dari segala penyakit serta mengobatinya bila telah diketahui sakitnya. Demikian… insya Allah…. Wallahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment