English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, November 1, 2013

SHUBUH DAN KEBERKAHAN

H Asep Ahmad Rabbany
Setelah selesai melaksanakan sholat dzikir dan doa, penulis melihat jam dinding yang ada diatas rak kitab dekat ruangan sholat, waktu menunjukan pukul 03.00 betapa bahagianya hati saat itu karena Alloh masih memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya untuk bisa bersujud diwaktu yang penuh ampunan bermunajat disaat yang mulia. Sebelum tidur penulis membuka kitab Risalatul Mu'awanah karya Al Imam Alawil Haddad halaman ke 8 baris ke 18 "" Wa'lam Annahu yaqbahu min thoolibil akhiroti an layyakuuna lahu Qiyaamum billaili...." Ketahuilah ! sesungguhnya sangat jelek bagi hamba Alloh yang ingin meraih kesuksesan di akhirat tapi gak pernah mau bangun untuk sholat malam.." Sebuah sindiran yang begitu menyentuh hati, yang terkadang rasa malu itu muncul juga tidak bisa dipungkiri.

Setiap hari penulispun keliling majelis ta'lim untuk mengkampanyekan sholat malam dan sholat dhuha, tapi terkadang dari tujuh malam dalam seminggu lebih banyak persentase ni'mat tidur malam daripada ni'mat sholat malam, mudah-mudahan tidak terlalu banyak pengikut ustadz yang begini. Bagi orang yang beriman, sumber kebahagiaan hidup "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya" (QS.Al-Mu minun 1-2).

Dan sholat juga adalah barometer keimanan dan ketaqwaan seseorang. Selain itu sholat juga bisa membuat seseorang jera terhadap maksiyat baik dhohir maupun bathin sebagaimana firman Alloh dalam surat Al-Ankabut ayat 45, "sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar". Tentu saja sholat yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah sholat yang disertai ilmu, memahami rukun syarat dengan sempurna dan disertai kekhusyuan. Dari lima waktu sholat yang kita kerjakan sehari semalam sebagai kewajiban kita kepada Alloh, maka sholat shubuh adalah salah satu sholat wajib yang mempunyai waktu istimewa yaitu dipenghujung malam sekaligus sebagai awal bagi siang. Begitu istimewanya sholat shubuh sampai Rosululloh SAW pernah kedatangan seorang sahabat yang bernama Ummi Maktum yang tidak pernah ketinggalan sholat berjamaah walaupun dalam keadaan cuaca yang sangat ekstrim karena keadaan geografis di Jazirah Arab sangat berbeda dengan kita. Yang lebih menyentuh hati kita dari kesungguhan Beliau menjaga sholat berjamaah adalah ternyata beliau seorang sahabat yang buta sehingga beliau memohon kepada Rosululloh SAW "Ya Rosulalloh mohon saya diberi dispensasi kalau sewaktu-waktu saya tidak ikut berjamaah sholat shubuh karena tidak ada yang menuntun saya untuk datang ke masjid”, ketika itu Nabi diam dan Ummi Maktum beranjak pulang meninggalkan Rosululloh. Tiba-tiba Nabi Muhamad memanggil Ummi Maktum seraya bertanya, "Wahai sahabatku yang mulia, apakah engkau masih kuat kalau berusaha datang ke masjid?” Ummi Maktum menjawab "Insya Alloh Ya Rosulalloh" kemudian Rosululloh memegang bahu Ummi Maktum "Ya Ummi Maktum, jikalau engkau mencintaiku, maka jangan tinggalkan shubuh berjamaah", kemudian Ummi Maktum merangkul Rosululloh SAW sambil menangis. Ia berkata "Wahai kekasih Alloh, jangankan hanya mataku yang buta, seandainya tangan dan kakiku pun tidak ada aku akan tetap datang solat berjamaah shubuh bersamamu sampai detik nafas terakhirku.”

Dari kisah yang kita baca di atas, begitu istimewanya sholat shubuh dimata Rosululloh, sehingga seorang sahabat yang butapun masih tetap harus berupaya untuk menjaga sholat shubuh berjamaah, sepantasnya kita mampu berkaca kepada seorang sahabat yang bernama Ummi Maktum yang dalam keadaan cacat fisik dan lemah masih berupaya untuk sholat berjamaah shubuh. Sedangkan kita yang diberikan fisik sempurna oleh Alloh, badan yang sehat tubuh yang kuat jangankan untuk sholat shubuh berjamaah, dhuhur ashar saja terkadang dilakukan disisa waktu, bahkan tidak ada waktu untuk melakukan dengan seribu alasan. Sungguh sedih rasanya kita sebagai umat islam yang menginginkan kejayaan namun meninggalkan kemulyaan.

Tahun 1997 ketika penulis mondok disebuah pesantren yang ada dikota Cianjur, saat itu penulis berkunjung ke rumah seorang sahabat yang ada di sebuah perumahan elit, pada saat itu Alhamdulillah penulis bisa berkesempatan untuk sholat shubuh berjamaah disebuah masjid yang megah, kira-kira jam setengah empat shubuh penulis datang ke masjid tersebut. Namun keadaan masjid masih gelap gulita tidak ada satupun pintu yang terbuka, kurang lebih setengah jam menunggu didepan gerbang masjid tersebut karena masih digembok, tiba-tiba datang orang tua paruh baya yang berpakaian sangat rapih, dengan wajah berseri dia menyapa "kenape tak masuk masjid nak", dengan logat khas melayunya, kemudian kami menjawab "maaf Tuan, kami ga bisa masuk karena pintu masjidnya masih dikunci”, kemudian beliau tersenyum ”tak apelah kita nunggu sekejap", kira-kira dua puluh menit datanglah pengurus masjid sambil bungkuk-bungkuk dia minta maaf dengan logat sundanya yang kental "punten Acep, Amang kesiangan..!" (maaf dek paman kesiangan-red), kemudian beliau membuka pintu gerbang dan pintu masjid, kamipun bergegas masuk karena waktu adzan shubuh sudah lewat, setelah sholat qobliyah shubuh kamipun berjamaah shubuh dengan imam si bapak yang menyapa tadi . Setelah selesai sholat, zikir dan doa, beliaupun menyalami kami sambil berkata "kalau sholat shubuh seperti ini terus, maka akan indonesia akan miskin terus" sambil tersenyum. Ternyata beliau adalah tamu dari Brunai Darussalam.

Mendengar apa yang beliau ucapkan, sebagai bangsa Indonesia kami sedih, namun lebih sedih lagi jikalau kami memposisikan diri sebagai umat Islam, karena kenyataan adanya demikian, sholat shubuh berjamaah di masjid yang mempunyai kapasitas seribu lima ratus jamaah hanya tiga sajadah yang terisi untuk sholat shubuh saat itu. Dua tamu satu penghuni tetap. Dari kejadian semenjak itu sampai saat ini ucapan orang tua itu selalu terngiang di telinga, sehingga Alloh menakdirkan penulis berhijrah ke kota impian Batam. Kurang lebih sebelas tahun sampai saat ini setiap hari keliling masjid dan majelis taklim yang ada di Batam. Ternyata kejadian dalam peristiwa di atas masih terulang bahkan pernah ikut sholat berjamaah shubuh man to man, satu imam satu makmum disebuah masjid yang sangat megah dan besar.

Dari semua peristiwa tadi, kita bisa mengambil hikmah : ternyata salah satu sumber keberkahan di suatu tempat adalah sholat berjamaah shubuh, contoh yang paling riil adalah di dua kota yang mulia yaitu Mekah dan Madinah. Ketika Alloh menakdirkan penulis untuk bisa berkunjung ke dua kota istimewa ini sebagai tamu Alloh, yang paling berkesan adalah bisa sholat berjamaah di dua masjid yang sangat megah yaitu masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Harom Mekah. Sungguh luar biasa bisa sholat di dua masjid ini, selain keindahan dhohir hasil karya para arsitektur handal dunia yang mampu menyajikan keindahan gaya bangunan dan kemegahan dari ornamen-ornamennya. Juga yang paling menyentuh hati kita sebagai umat islam adalah begitu luar biasanya sholat berjamaah disana yang selalu dihadiri jutaan jamaah dari seluruh dunia baik di musim umroh terlebih di musim haji.

Dan Alhamdulillah penulispun bisa berkesempatan untuk menjadi imam di dua masjid tersebut walaupun makmumnya hanya tujuh orang dimasjid Nabawi dan sebelas orang di Masjidil Haram karena kesiangan dan lambat sama teman-teman satu regu saat itu. Bahkan disaat berada di Padang Arafah, beberapa teman haji mengusulkan kepada kami sebagai ketua regu "Ustad, bagaimana kalau pulang nanti kita ajak teman-teman haji kita untuk mengenang sholat di dua masjid tadi setelah pulang nanti sekali-kali kita silaturahim di Masjid Raya?" kami jawab Insya Alloh. Dan ada yang mengusulkan sebulan sekali saja yaitu tiap shubuh minggu pertama.

Dan Alhamdulillah rencana tersebut terealisasi satu bulan yang lalu tanggal 6 Oktober 2013 dan Innalillahi wa innailaihi rooji'uun, dari 45 teman haji kami yang kami sms, hanya satu orang yang hadir itupun saya sendiri yang sms, tapi Alhamdulillah ada beberapa sahabat kami dari FPI yang ikut dan sekitar 67 nenek-nenek dari Majelis Taklim Husnul Khotimah dan Wirid Bismillah yang setia. Insya Alloh untuk setiap bulannya tiap malam minggu pertama sampai minggu siang, iktikaf di Masjid Raya.

Ada pepatah mengatakan "that everything is good is dear" sesuatu yang baik itu mahal, entah atau salah baik arti maupun penulisannya karena penulis pernah baca di sebuah majalah yang ketemu dipinggir jalan dan sempat dibaca. Meraih sebuah keberkahan sebetulnya banyak cara yang mudah untuk memperolehnya, namun sangat sulit untuk melaksanakannya. Kenapa demikian,karena terlalu banyak dari kita yang memposisikan diri sebagai penasihat untuk orang lain namun tidak bisa menasihati diri sendiri, kerjanya menyuruh bukan mengajak, menyalahkan tidak mau mengerjakan, apalagi kalau sudah banyak diantara kita yang memposisikan diri sebagai manusia paling benar sehingga benar tidak bisa karena kurang ilmu menyalahkan orang lain rajin, beramal malas. Penulis selalu ingat apa yang disampaikan Abah Habib Luthfi "sekarang banyak orang yang bisa memberikan mauidloh hasanah(nasehat yang baik) namun terlalu sedikit yang bisa memberikan uswatun hasanah(teladan yang baik)”.

Dengan mengucapkan Bismillaahirrohmaanirrohiim, penulis mengajak mari kita raih keberkahan hidup melalui sholat shubuh berjamaah. Penulis pernah studi banding kesebuah pesantren di Sukabumi yang dipimpin oleh KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab bersama beberapa ustad. Satu yang paling berkesan dari kunjungan kami adalah bisa melaksanakan sholat shubuh berjamaah dengan masyarakat seperti sholat Jum’at, Subhanalloh.

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru islam, mari kita perkuat keimanan lakukan sebuah perubahan disertai kesungguhan untuk meraih kesuksesan ditahun yang akan datang, semoga Batam diberkahi oleh Alloh SWT menjadi sebuah kampung berkah atau bandar madani dimana masyarakatnya aman tentram dan damai Alloh limpahkan keberkahan kepada kita semuanya, sehingga Batam sebagai salah satu daerah yang bisa memberikan contoh untuk daerah lainnya. Amin.

0 comments:

Post a Comment