English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, June 9, 2010

ISLAM ADALAH RAHMAT BAGI ALAM SEMESTA Seperti apakah itu ?

Abd. Razak Muhidin
Bila menyebut Islam orientasi pemikiran, nuansa pandangan akan tertuju pada sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Ini adalah sebuah batasan yang selain mempersempit globalitasnya Islam juga menimbulkan kesalahpahaman bahwa seakan-akan para Rasul yang diutus oleh Allah itu bukan beragama Islam atau para Rasul yang telah diutus oleh Allah sebelum Nabi Muhammad SAW itu membawa agama lain. Hanya Rasulullah Muhammad SAW yang membawa Islam. Padahal dalam firman Allah yang kita temui justru para Rasul yang diutus semuanya membawa ajaran Islam. Berangkat dari asumsi ini maka tidak dinafikan bahwa Nabi Adam adalah pembawa ajaran Islam yang pertama sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah pembawa ajaran Islam yang terakhir dan Beliau adalah penyempurna ajaran yang telah dibawa oleh para Rasul.

Misi sentral ajaran Islam yang dibawa oleh para Rasul adalah mentauhidkan ( meng-Esakan ) Allah SWT, disamping misi keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat Islam juga membawa misi rahmat bagi alam semesta. Misi sebagaimana disebutkan ini tidaklah bertentangan dengan syari’at ( ajaran ) yang dibawa oleh para Rasul, walaupun antara Rasul yang satu dengan yang lain berbada syari’at ( ajarannya ). Perbedaan syari’at seperti ini hanya dikondisikan dengan latarbelakang situasi pada saat itu, sehingga tidak diperlakukan lagi pada Rasul berikutnya dan seterusnya. Misalnya nikah pada zaman Adam antara sesame kakak dan adik sudah tidak berlaku lagi pada zaman Rasul-rasul sesudahnya. Sungguhpun berbeda, tetapi misi sentral sebagaimana disebutkan diatas niscaya sama.

Misi tersebut menjadi kacau apabila dicampuri oleh tangan-tangan jahil yang merusak dan mengotori ajaran Allah yang maha suci. Katakan kalau manusia menghalalkan sesuatu yang dilarang ( diharamkan ) oleh Allah maka rusaklah ketiga misi diatas. Misal- nya Allah mengharamkan minuman keras tetapi para ahli agama kemudian merubah ajaran Allah bahwa minuman keras itu halal. Akibat dari ulah para ahli agama seperti ini maka orangpun mengkonsumsi minuman keras tanpa segan silu. Akibat yang lebih parah lagi dengan mengkonsumsi minuman keras maka rusaklah organ tubuh, dimana ada diantara yang terbakar paru-paru kerena minuman keras. Ada yang diakibatkan oleh minuman keras itu bergaduh antara seorang dengan yang lain, lalu menjalar menjadi perkelahian antara geng, menjalar lagi perkelahian antar suku dan seterusnya. Keadaan menjadi kacau balau seperti ini bisa dimaknai bahwa hilangnya keselamatan dan kebahagian dalam masyarakat akibat dari menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, sekaligus meyakinkan kita bahwa demikianlah misi Islam bahwa apabila tidak mentaati ajaran Allah maka hilanglah kebhagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Di dunia huru hara seperti itu sedangkan diakhirat lebih dahsyat lagi huru haranya.

Bila ditela’ah lebih jauh bahwa menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah bukan hanya menghilangkan misi keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat tetapi juga merusak misi yang lain. Seorang ahli agama yang menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah, maka dia telah merampas hak Allah, yang oleh para ulama sikap seperti ini adalah syirik atau menduakan Allah. Mengapa menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah termasuk syirik sekaligus merusak misi yang datang dari Allah yang diemban oleh para Rasul yaitu misi meng-Esakan Allah SWT ? Sudah tentu, orang yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, maka dia telah mensejajarkan dirinya dengan Allah bahkan menentang Allah bahwa Allah salah dengan ajarannya, sedangkan dia ( penghalal yang diharamkan oleh Allah itu ) adalah tuhan yang paling benar sehingga dirubah olehnya ajaran Allah yang salah itu. Naudzubillah…kita berlindung kepada Allah dari sikap seperti ini. Sebagai manusia pasti ada salahnya sehingga meminum minuman keras karena khilaf itu wajar tetapi bukan merampas otoritas Allah, sehingga mentang-mentang ahli agama, lalu merusak ajaran Allah dengan menghalalkan yang diharamkan-Nya.

Kembali pada substansi judul diatas bahwa Islam adalah rahmat bagi alam semesta itu seperti apa ? Perlu difahami bahwa rahmat adalah tercurahnya segala kebajikan dan terhindar dari segala bencana dan mala petaka. Kita lebih terfokus pada misi yang satu ini sebab misi yang pertama dan kedua yaitu mentauhidkan Allah dan Islam memberikan keselamatan kepada manusia di dunia dan di akhirat telah jelas bahwa umat Islam tidak akan kompromi kalau Allah diduatigakan dan siapa yang memeluk agama Islam, sejelek apapun dia, ada nilai tambahnya bahwa keselamatan dalam kapasitas minimalpun pasti didapati ketimbang orang kafir. Karenanya Islam dengan misi rahmat bagi alam semesta menghendaki aplikasi nyata dari para pemeluknya untuk memberikan rahmat dalam arti mencurahkan segala kebajikan dan menghindari mala petaka kepada manusia dan alam semesta pada umunya.

Dalam tataran terkini umat Islam belum menyadari sepenuhnya akan rahmat kehadiran mereka di muka bumi ini, sedangkan pada sisi lain orang diluar Islam juga belum mengetahui bahwa Islam itu adalah rahmat bagi alam semesta. Bila mereka belum mengetahui tentang misi Islam seperti ini maka sangat boleh jadi sesuatu yang dilakukan oleh orang diluar Islam kepada umat Islam dan agamanya adalah tindakan yang datang dari kebodohan dan ketidaktahuan mereka. Sungguhpun pada masa sekarang ledakan informasi semakin canggih, mudah diakses melalui media apa saja dan dimana saja informasi mudah didapat, tetapi media-media itu telah diplesetkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menghalangi tersebarnya Islam dan menjauhi manusia dari Islam. Ulah oknum-oknum ini kalau berhasil maka sangat boleh jadi orang akan membenci Islam dari kebodohan dan ketidaktahuan akibat dikibulin oleh mereka. Lebih jauh dari itu ada diantara mereka yang sebenarnya mengetahui tentang Islam dan misi-misinya tetapi berpura-pura tidak tahu, ini memang ada tetapi sedikit terutama oknum-oknum yang membuat ulah sebagaimana tersebut diatas.

Kenyataan yang dirasakan dan dialami oleh umat Islam pada akhir-akhir ini bahwa umat Islam dan agamanya senantiasa menjadi korban kebiadaban musuh-musuh Islam akibat ketidaktahuan mereka, itu lebih banyak ketimbang mereka-mereka yang membenci Islam karena berpura-pura seperti tidak tahu. Nah…disinilah celah yang harus dimanfaatkan oleh umat Islam bahwa antara yang membenci Islam karena kebodohan dan yang membenci Islam karena berpura-pura tidak tahu adalah tanggung jawab umat Islam untuk menyadarkan mereka. Kiat menyadarkan mereka seperti ini sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat manusia dengan konsep rahmatan lil ‘alamin yang menjadi misi Islam, disamping konsep-konsep lain yang semakna dengannya adalah teramat perlu dipikirkan bersama oleh umat Islam. Sehingga tidaklah umat Islam menjadi umat yang diliputi oleh keluh kesah menghadapi musuh-musuhnya bahkan menjadi pengemis kepada masyarakat dunia hanya untuk sebuah keadilan. Bagaimana kalau ketidakadilan itu datang dari orang-orang yang bodoh, yang tidak mengetahui akan ajaran Islam yang penuh dengan keselamatan, kebahagiaan, serta tercurahnya rahmat dengan segala kebajikan dan lain-lain yang terkandung didalamnya?. Bagaimana pula andaikan umat Islam beralasan bahwa kejahatan dari musuh Islam itu adalah sebuah kesengajaan, yang sebenarnya mereka itu mengetahui keunggulan Islam tetapi berpura-pura tidak tahu, lalu membuat makar kepada umat Islam dan agamanya?. Dan adakah musuh Islam yang bersikap seperti ini tidak ada tanggung jawab pada umat Islam untuk menyadarkan mereka sekaligus memperkenalkan kepada mereka akan konsep Islam yang rahmatan lil ‘alamin?. Serentetan pertanyaan diatas untuk kita pikirkan bersama dalam pertemuan kita pada mihrab Masjid Raya Batam ( MRB ) jum’at yang akan datang. Insya Allah jumpa lagi… Wallahu a’lam. @...raz.*

0 comments:

Post a Comment