English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, May 2, 2014

ALLAH TERTAWA KARENA ADA YANG LUCU


Allah adalah zat yang maha sempurna yang tidak ada kekurangan pada-Nya. Allah tidak diliputi oleh sesuatu kekeliruan dan kehilafan, DIA tidak mengantuk dan tidak pula tidur, DIA selalu siaga dalam setiap detik dan waktu. Singkat kata, DIA tidak sama dengan semua makhluk-Nya. Karena kesempurnaan dan ketidaksamaan-Nya dengan makhluk itulah maka DIA layak dijadikan Tuhan. Banyak Tuhan yang dimuliakan oleh manusia tetapi bila diselidiki ternyata tuhan-tuhan itu masih diliputi oleh kekurangan dan kelemahan karenanya tidak layak dijadikan Tuahn. Misalnya ada tuhan yang berwujud sebagai patung yang tidak bisa bergerak ke kanan dan ke kiri atau arah lainnya, dalam kondisi seperti ini sudah menunjukkan kelemahannya bahwa dia tidak bisa bergerak. Selain itu patung juga tidak bisa berbuat apa-apa jangankan berbuat apa-apa, bergerak saja sudah tak mampu. Hal ini menjadi bahan kritikan Nabi Ibrahim as kepada raja Namruz dan pengikutnya bahwa silakan saja tanya kepada patung yang lebih besar pasti patung itu yang menghancurkan patung-patung yang lain. Ternyata mati kutulah Namruz dan kaumnya karena tidak bisa menjawab dan ternyata tuhan yang mereka sembah sebagai patung itu tidak bisa berbuat apa-apa.

Nah Allah adalah zat yang tidak sama dengan segala makhluk-Nya itu kadang terlintas dalam pikiran kita bahwa ada hal-hal tertentu yang terkadang sama antara Allah dan makhluk-Nya, misalnya sebagaimana judul diatas bahwa Allah juga tertawa. Sepintas kita bisa beranggapan bahwa Allah sama dengan makhluk-Nya tetapi walaupun sama dalam sebutan tetapi hendaklah dimaknai bahwa tertawanya Allah pasti berbeda dengan makhluk-Nya. Banyak hal yang disebut dalam Alquran bahwa Allah mempunyai tangan, Allah mempunya pendengaran dll, tetapi hendaklah dimaknai bahwa tangan Allah dan pendengaran Allah berbeda dengan makhluk-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS. 112/ al-Ikhlas : 4. Maka demikian halnya dengan tertawanya Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya. Untuk itu ingin rasanya kita paparkan bagaimana tertawanya Allah dalam edisi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan-Nya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Sesungguhnya yang terakhir kali masuk surga adalah seseorang yang berjalan diatas Shirath, sesekali terpeleset berjalan dan sesekali api menghanguskannya. Ketika telah melewati shirat ia menoleh ke belakang melihat neraka dan ia berkata “Maha suci Allah yang telah menyelamatkan aku darinya, sungguh Allah telah memberi kepadaku apa yang belum pernah diberikan kepada seseorangpun dari awal sampai akhir”. Beliau Nabi saw melanjutkan “Lalu sebuah pohon diangkat (didekatkan) untuknya (untuk hamba Allah yang terakhir tadi). Iapun melihat pohon itu dan berkata “Wahai Rabbku…dekatkanlah aku pada pohon ini agar aku dapat berteduh dan meminum airnya”. Maka Allah berfirman “Wahai hamba-KU semoga selalu kepada-KU, jika AKU dekatkan pohon itu kepadamu, maka apakah kamu akan meminta yang lain lagi dari pada KU? Hamba Allah itupun berkata “Tidak wahai Rabb-KU”. Dan ia membuat perjanjian kepada Allah untuk tidak meminta yang lainnya kepada-Nya, sedangkan Rabb (Allah) adalah maha perkasa lagi maha tinggi, DIA mengetahui bahwa ia akan meminta kepada-Nya karena ia melihat sesuatu yang membuat ia tidak bersabar atasnya. Maka pohon itu didekatkan kepadanya. Kemudian diperlihatkan pohon yang lebih indah dari itu kepadanya. Maka iapun berkata “Wahai Rabb…dekatkanlah pohon itu kepadaku agar aku dapat berteduh dibawahnya dan meminum airnya”. Maka Allah berfirman “Wahai hamba-KU…bukankah kamu telah membuat perjanjian kepada-KU bahwa kamu tidak akan meminta yang lainnya kepada-KU? Maka hamba Allah itu berkata lagi “Wahai Rabbku… yang ini lagi aku tidak akan meminta yang lainnya kepada-MU. Dan iapun membuat perjanjian kepada-Nya sedang Allah mengetahui bahwa hambanya itu pasti akan meminta yang lainnya lagi kepada-Nya. Maka pohon itupun didekatkan kepadanya, lalu diperlihatkan sebatang pohon didekat pintu syurga yang lebih indah dari pada pohon itu untuknya. Maka iapun berkata “Wahai Rabb-KU…dekatkan pohon itu kepadaku agar aku dapat berteduh dibawahnya dan meminum airnya”. Maka Allah berfirman “Wahai hamba-KU…bukankah kamu telah membuat perjanjian kepada-KU untuk tidak meminta yang lainnya kepada-KU? Maka hamba Allah itu berkata “Wahai Rabb-KU… pohon ini saja, aku tidak akan meminta yang lainnya kepada-MU dan iapun membuat perjanjian kepada-Nya sedang Rabb mengetahui bahwa ia akan meminta yang lainnya kepada-Nya, karena ia melihat sesuatu yang membuat ia tidak bersabar atasnya. Maka pohon itu didekatkan kepadanya, lalu ia mendengar suara penghuni syurga, lalu aipun berkata “Wahai Rabb-KU… surge-surga”. Maka Allah berfirman “Wahai hamba-KU…bukankah kamu telah membuat perjanjian bahwa kamu tidak akan meminta yang lain lagi kepada-KU? Maka ia berkata “Wahai Rabb-KU…masukkanlah aku ke syurga”. Beliau bersabda “Maka Allah azza wa jalla berfirman “Apalagi yang harus Aku singkirkan darimu sehingga tidak meminta kepada-KU lagi”? Wahai hamba-KU… apakah kamu merasa puas jika Aku memberimu syurga dunia dan yang sepertinya sekaligus”?. Ia berkata “Wahai Rabb-KU…. apakah Engkau tidak mengolok-olokkan aku, sedangkan engkau pemilik segala kemuliaan?”. Perawi berkata “Maka Abdullah tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya kemudian berkata “ Tidakkah kalian bertanya kepadaku mengapa aku tertawa?. Mereka bertanya mengapa kamu tertawa?. Ia menjawab karena Rasulullah saw tertawa kemudian Rasulullah saw bersabda kepada kami “Tidakkah kalian bertanya kepadaku mengapa aku tertawa?. Mereka bertanya “Mengapa engkau tertawa wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab “Karena Rabb tertawa ketika orang itu bertanya “ Apakah Engkau mengolok-olokkan aku padahal Engkau adalah pemilik segala kemuliaan”?. (HR. Ahmad).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa pohon itu adalah taman syurga, yang ketika didekatkan kepada orang itu satu demi satu, dia meminta diberikan lagi yang lebih baik sebagaimana yang ia lihat, sedang dia telah berjanji bahwa dia tidak akan meminta lagi setelah itu kepada Allah. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Allah memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan dari dalam neraka orang yang ada imannya walaupun hanya sebijih dzarrah. Maka dikeluarkan satu demi satu sesuai dengan berat ringsan dosa dan kesalahannya. Semuanya keluar lebih dahulu sedangkan yang paling akhir adalah seseorang sebagaimana dalam hadits diatas dan itulah dia adalah adalah orang yang paling besar dosa dan kesalahannya. Sedangkan orang kafir mereka kekal di dalam neraka selama-lamanya. Dari hadits diatas sangat jelas pada kita bahwa Allah swt dengan rahmat dan kasih sayangnya akan mengampuni dosa dan kesalahan hamba-hamba-Nya, sejak di dunia sampai di akhirat bahkan ketika mereka telah masuk dalam nerakapun akan diampuni-Nya, sehingga mereka bisa keluar suatu saat nanti.

Hadits diatas juga menceritrakan bagaimana Allah bisa tertawa dengan tingkah hamba-hamba-Nya seperti orang terakhir yang masuk ke syurga itu. Ada gambaran ngeri dalam benak kita dengan kedahsyatan dari api neraka itu, sehingga seseorang yang ketika itu baru saja dikeluarkan dari sana setelah melewati siksaan yang dahsyat, sehingga dia mengira bahwa mengira bahwa dialah yang paling beruntung ketika dikeluarkan oleh Allah dari sana sehingga dia berkata “Maha suci Allah yang telah memberikan keselamatan kepadaku yang tidak diberikan kepada siapapun dari awal sampai akhir”, padahal nikmat yang baru sedikit itu belum seberapa, sebab kalau Allah berikan lagi tentu dia pasti meminta yang lebih. Memang begitulah manusia dari pada sengsara dalam neraka lebih baik dikeluarkan itu sudah cukup baginya sehingga dia sampai berkata seperti itu. Tetapi nikmat surge itu tiada taranya kalau dimengetahui. Maka ketika diperlihatkan nikmat berikutnya, dia tertarik untuk yang berikutnya lagi sampai akhirnya dia juga bisa masuk dalam syurga. Subhanallah…. Maka Allah memperlihatkan nikmat-nikmat berikutnya lalu diberikan dengan janji bahwa dia tidak meminta lagi setelah itu, tetapi tidak demikian. Begitu diperlihatkan nikmat yang berikut lagi dia malah minta, karena nikmat surga itu membuat seseorang tidak puas dengan yang dia punyai, kalau boleh diberi seperti orang lain yang dilebihkan oleh Allah. Dalam riwayat disebutkan bahwa surga itu ada delapan tingkat dengan nikmatnya masing-masing sesuai dengan maqamnya di sisi Allah. Semua itu terjadi karena Allah maha kaya, maka bagi kita sebagai hamba tidak perlu ragu bahkan berlomba-lomba mendapatkan yang terbaik disi Allah.

Dibalik dari semua itu kita jadi ikut tertawa ketika Allah dan Rasulnya juga tertawa dengan ulah seorang hamba yang paling terakhir masuk syurga dalam hadits diatas. Bila dilihat memang demikian seakan akan Allah memperolok-olokkan orang itu, yaitu dengan memberi yang satu, setelah itu yang satunya lagi, setelah itu yang satunya lagi. Semua ini tidak obahnya dengan olok-olokan dari Allah bahwa nikmatnya tidak hanya sebaik dan sebagus yang pertama saja, tetapi yang datang berikutnya justru lebih bagus lagi dan seterusnya. Setiap kali orang itu diperlakukan seperti itu, membuat dia sadar bahwa sepertinya Allah sedang memperolok-olokkan aku dari pemberian yang satu ke pemberian yang berikut berikutnya. Maka rasa takut pada Allah itu menjadi hilang padanya dan ia yakin bahwa Allah teramat luas kasih sayangnya maka beranilah ia berkata “Yaa Allah…apakah Engkau tidak memperolok-olokkan aku sedangkan Engkau pemilik segala kemuliaan”. Maka Rasulullah jadi tertawa karena ketika Allah mendengar itu, Allah juga tertawa…demikian juga ketika Ibnu Mas’ud menceritrakan hadits ini, Ibnu Mas’ud juga tertawa. Demikian Wallahu a’lam.
Oleh : Abd. Razak Muhidin

1 comment:

  1. Tidakkah kita menyadari bahwa cerita ini adalah kebohongan yang keji terhadap Allah Yang Maha Agung. Tertawa dan menangis adalah perilaku manusia,tidak sadarkah bahwa ini sama saja menganggap Allah sama dengan manusia yang mempunyai sifat tertawa tau lucu??
    Mintalah perlindungan kepada Allah, agar dengan begitu mudah-mudahan ditampakkan yang salah sebagai salah dan yang benar sebagai kebenaran.
    Dan ini semoga menjadi peringatan sebelum semuanya terlambat

    ReplyDelete