English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, May 2, 2014

ORANG ALIM YANG DITAKUTI

 Abd. Razak Muhidin


Semua orang yang berilmu bisa disebut sebagai ilmuwan atau orang yang berilmu, tetapi tidak semua orang yang berilmu disebut sebagai orang alim. Ilmuwan bisa didapat oleh orang yang belajar mendalami segala ilmu pengetahuan atau bisa didapat oleh orang yang belajar mendalami satu bidang ilmu saja. Entah ilmu yang berkaitan dengan alam semesta, sains, teknik, matematika, fisika dll (ilmu eksakta) maupun ilmu yang berkaitan dengan Islam (Fiqh, Tauhid, qur’an. Hadits dll), semua orang yang mengusai ilmu-ilmu ini adalah orang yang berilmu. Namun untuk sampai pada tingkat alim tidak semua orang yang mengusai ilmu diatas bisa disebut alim.
sebab alim berarti orang yang mendalam ilmunya yang disana ada ciri-cirinya bahwa dengan ilmunya seseorang menjadi takut kepada Allah swt. Rasa takut kepada Allah dari orang yang berilmu itu membuat dia sangat berhati-hati melakukan dosa dan kesalahan, dan rasa takut kepada Allah itu juga mendorong dia untuk terus meningkatkan amal ibadah kepada Allah swt dan berbuat baik kepada sesama. Hal ini disebutkan oleh Allah dalam QS. 35 / Fathir : 28.

Dalam surat tersebut diatas Allah berfirman bahwa “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama (orang yang mendalam ilmu-nya)”. Ulama yang disebut dalam ayat ini adalah orang yang mendalam ilmunya dan mempunyai rasa takut kepada Allah swt. Maka orang yang mendalam ilmunya tetapi tidak ada rasa takut kepada Allah belum bisa disebut sebagai ulama. Hal ini bisa terjadi dari orang yang mendalam ilmunya dalam bidang keIslaman misalnya Fiqh, Tauhid, tafsir dll tetapi dengan ilmu itu bukan semakin takut dia kepada Allah, malah melakukan kejahatan. Tidak sedikit orang yang mendalam ilmunya dalam bidang ini tetapi melakukan kejahatan misalnya korupsi dll, padahal dia disebut sebagai ulama. Lain lagi dengan orang yang mendalam ilmunya dalam bidang eksakta tetapi dengan ilmunya itu dia sangat takut kepada Allah dan menjaga dirinya dari dosa dan kesalahan. Termasuk dalam hal ini orang diluar Islam yang mendalami suatu ilmu yang dengan ilmu itu sampai ia yakin adanya Allah lalu dia menyatakan keIslamannya. Ini juga bisa disebut sebagai ulama. Ulama adalah bentuk jamak sedangkan bagi perorangan disebut Alim

Dalam kaitannya dengan judul diatas orang alim atau ulama yang seperti apakah yang akan ditakuti? Mari kita simak bersama hadits Nabi saw berikut ini “Orang alim apabila menghendaki pahala dari Allah melalui ilmunya maka segala sesuatu akan takut kepadanya. Tetapi apabila ia menghendaki menambah kekayaan dengan ilmunya maka dia akan menjadi orang yang takut kepada segala sesuatu”. HR. ad-Dailami melalui Anas ra. (Hadits dan Syarahnya, Buya H. Muhammad Alfis Chaniago : 162).

Sangat jelas dalam hadits ini bahwa seorang yang alim atau orang-orang alim (Ulama) apabila dia bersungguh-sungguh mengamalkan ilmunya, mengajarkan orang, memberi syarahan kepada orang dengan hanya mengharap pahala dari Allah, niscaya dia akan ditakuti oleh semua makhluk. Tetapi sebaliknya apabila dengan ilmunya dia mengajar, dia memberikan syarahan dll dengan kepamrihan, untuk mendapatkan mata benda duniawi, kepujian orang, diangkat jadi orang berpangkat dll, maka malanglah yang akan terjadi pada dirinya, maka dia justru menjadi penakut kepada segala sesuatu. Demikianlah hendaknya orang yang alim bahwa dia seharusnya bersungguh-sungguh mengamalkan ilmunya dengan hanya berharap pahala dari Allah swt. Bila Allah swt menjadi fokus tujuannya maka pada waktu itu dia menjadi kuat, besar dan agung dalam pandangan semua makhluk, bahkan semua makhluk akan takut kepadanya. Mengapa demikian ? Karena apabila Allah menjadi tujuan amaliyah seseorang maka Allah akan menjadi pembelanya, bila Allah sudah menjadi pembelanya maka hanya Allah yang besar dalam pandangannya, semua makhluk menjadi kecil, dari itulah dia tidak takut menghadapi segala makluk. Bahkan semua makhluk merasa takut dengannya karena yang menjadi pembela dan pelindungnya adalah Allah swt. Bahkan semua makluk yang hendak membuat makar jahat kepadanya menjadi takut dan diurungkan rencana tersebut. Tetapi sebaliknya apabila orang alim menjadi pamrih pada selain Allah bahwa dengan ilmunya dia akan mendapatkan mata benda duniawi yang banyak, mendapat pangkat dan keduduakn yang tinggi, justru dia akan menjadi orang yang paling takut kepada semua makhluk,.Artinya bila selain Allah yang menjadi fokus tujuan orang alim maka semua makhluk menjadi tidak takut kepadanya. Hal ini bisa terjadi karena dosa dan kesalahan yang ada padanya membuat makhluk-makhluk memandangnya kecil lalu mereka menjadi berani kepadanya.

Dalam keseharian kita sangat jelas kelihatan bagaimana orang alim yang ditakuti oleh semua makhluk dan bagaimana orang alim yang menjadi orang yang paling takut kepada semua makhluk. Lantaran bobot amal yang sudah tinggi dan Allah menjadi fokus tujuannya, maka seseorang telah samapai pada maqam ilahiyah dimana tidaklah ia berjalan melainkan dengan kakinya Allah, demikian juga dia berbuat dengan tangannya Allah, tidaklah ia melihat melainkan dengan matanya Allah, tidaklah ia mendengar melainkan dengan pendengarannya Allah. Artinya Allah telah menjelma dalam dirinya. Demikian firman Allah dalam sebuah hadits qudsi. Dalam hal ini janganlah disalah artikan bahwa Allah wujudnya seperti orang alim itu. Nah bila Allah telah bersama orang itu maka semua makhluk akan menjadi takut kepadanya. Tetapi sebaliknya kalau orang alim yang pamrih pada selainnya maka dia menjadi orang yang paling takut kepada semua makhluk. Katakanlah kalau seorang alim yang telah terlanjur salah, maka orangpun tidak akan menghormatinya apalagi takut kepadanya. Justru dia menjadi orang yang paling takut kepada semua makhluk. Bila melihat semut, atau serangga yang lain dia menjadi sangat takut, karena bisa saja terjadi akibat dosa yang ia lakukan, maka Allah mengutus makhluk-makhluk itu untuk menyksanya. Hal ini bukan perkara baru, sebab Namruz yang gagah perkasa itu hanya dimatikan oleh Allah dengan seekor nyamuk.

Akibat dosa yang dilakukan oleh orang alim, maka tidur malamnya sangat gelisah, mendengar security pukul tiang listrik dia sangat ketakutan kalau-kalau itu adalah sein dari orang-orang untuk mengepung rumahnya. Melihat polisi sedang patroli dia sangat ketakutan, jangan-jangan mereka sedang mengintainya, pokoknya kalau dosa yang dilakukan oleh orang alim, justru menjadikan dia sebagai orang yang paling takut pada semua makhluk padahal sebelumnya ketika dia teguh memegang janjinya dengan Allah, dia justru sangat ditakuti oleh semua makhluk. Para pemabuk akan takut berhadapan dengannya, para koruptor juga akan takut kepadanya, para ulama yang plin-plan juga akan takut kepadanya, bahkan para peminpin besar pun bisa takut kepadanya. Mengapa demikian ?. Itu tidak lain karena semua tidak aman dari pengamatannya dan tidak akan luput dari kritikannya. Jauh-jauh sebelum dia datang ke suatu majelis, semua sudah berbisik, “Jaga-jaga malakul maut sudah datang, habislah kita”. Lain halnya dengan orang alim yang pamrih dia bisa manjadi bahan senda gurau, dia bisa dibeli oleh para penguasa untuk mengeluarkan fatwa mengikuti kehendak penguasa. Lalu dalam hati penguasa itu sendiri akan berbisik ini ulama terompah kayu bisa di injak-injak, bisa dibeli beli, dan masyarakatpun akan mengatakan bahwa inilah ulama murahan, ulama seperti kerbau dicocok hidung. Dalam sebuah ceramahnya alm. Zainuddin MZ, ulama bagaikan singa dalam hutan, membuat semua makhluk menjadi seram ketika berada didekat hutan itu. Tetapi kalau ulama yang sudah dibeli-beli juga tidak obahnya dengan singa yang sudah dijinakkan lalu dibawa ke kebon binatang, ditonton oleh orang ramai, anak-anak malah cakap “Macan lucu yah”. Begitulah ulama menjadi ulama lucu kalau sudah dijinakkan oleh mata benda duniawi. Wallaahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment